APA ITU ECO ENZYME?
Eco enzyme/ eco enzim (EE) atau nama lainnya Garbage Enzymes (GE) adalah cairan yang didapat dari fermentasi sampah dapur. Cairan ini berwarna coklat muda dan memiliki bau hasil fermentasi. Cairan ini saya bilang cairan sapu jagat saking luasnya manfaatnya. EE bisa digunakan secara luas di rumah tangga sebagai pengganti detergen, sabun, sampo, cairan pembersih lantai juga pada pertanian misalnya sebagai pupuk organik.
Eco enzyme adalah hasil penelitian dari Dr. Rosukon Poompanvong, founder Asosiasi Pertanian Organik (Organic Agriculture Association) dari Thailand. Dr. Rosukon telah melakukan penelitian tentang enzim lebih dari 30 tahun dan dia mendorong orang untuk membuat eco enzyme di rumah dalam rangka mengurangi global warming.
Bagaimana peran Eco Enzyme bagi ekosistem?
Eco enzyme dapat digunakan sebagai pengganti produk pembersih. Sebagaimana sudah kita ketahui, dengan menggunakan produk pembersih yang dibuat dari bahan kimia, berarti kita juga sedang mencemari air, sungai, dan ekosistem sekitarnya. Sedangkan eco enzyme adalah produk yang dihasilkan dari bahan organik, tanpa bahan kimia, tentu saja ramah lingkungan karena dapat terurai secara alami.
Selama proses pembuatan eco enzyme, dihasilkan pula ozon yang bermanfaat dalam mengurangi karbon dioksida dan logam berat di udara. Selain itu dihasilkan pula NO3 dan CO3 yang juga membantu dalam membersihkan udara di atmosfer.Gas yang dihasilkan selama pembuatan eco enzyme/eco enzim ini sangat berperan dalam menurunkan efek rumah kaca penyebab global warming.
Nitrit di udara berperan sebagai nutrien tanaman dan tanah. Enzim ini juga dapat menetralisir racun dan polutan di sungai, tanah, dan atmosfer. Eco Enzyme adalah hormon alami bagi tumbuhan dan pohon juga herbisida dan pestisida alami.
Jika tiap rumah membuat eco enzyme akan sangat membantu dalam mengatasi global warming. Bayangkan kita dapat menyelamatkan bumi dari dapur.
KELEBIHAN ECO ENZYME
1. Mengurangi polusi
Sisa organik hijau atau sampah dapur kita jika dibuat eco enzyme, artinya berhasil dicegah untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sisa organik yang dibuang begitu saja dapat menghasilkan gas methana. Dengan mengalihkan sampah dapur menjadi eco enzim, kita telah mencegah hal tsb.
2. Menghemat Uang
Produk kebersihan di dapur dan rumah tangga bisa diganti dengan eco enzyme yang bisa dibuat sendiri dengan harga yang murah.
3. Bermacam-macam manfaat
4. Anti bakteri, jamur, dan virus
Natural antiseptik untuk rumah Anda
5. Membersihkan air tanah
Residu enzim jika terserap dalam tanah pada akhirnya bisa membersihkan sungai dan laut
6. Membersihkan udara
CARA MEMBUAT ECO ENZYME
Bahan-bahan
1. Sampah organik, bisa sayuran atau kulit buah segar. Jangan yang sudah busuk, berjamur atau terkena minyak.
2. Molase atau air gula (bisa diganti dengan gula coklat atau gula aren)
3. Air. Lebih baik air sumur, bukan air PDAM, karena air PDAM mengandung kaporit. Jika mau menggunakan air pipa (PDAM) harus diendapkan dulu selama 3 hari
Cara membuat
1. Campur 3 bahan tadi dengan perbandingan 1:3:10 = molase : sampah organik : air
2. Campuran ini dimasukkan ke dalam botol dengan penutup sehingga tidak ada udara yang masuk.
3. Biarkan selama 3 bulan. Selama proses fermentasi akan dihasilkan gas, jadi selama sekitar 2 pekan pertama, buka tutup botol tiap hari untuk mengeluarkan gas, kalau tidak bisa meledak nanti, hehe. Karena itu juga, gunakan botol yang kapasitasnya lebih besar dari EE yang kita buat, agar ada ruang udara. Jadi usahakan botol cuma terisi 3/4 nya. Jangan penuh. Letakkan di tempat yang sejuk dengan ventilasi baik, jangan terkena sinar matahari langsung.
4. Setelah 3 bulan bisa dipanen. Jika mau didiamkan lagi juga bisa, bahkan lebih baik. Larutan ini tidak memiliki waktu kadaluwarsa. Sisa organik dapat dimasukkan ke dalam komposter, dijadikan pupuk, atau digunakan untuk fermentasi kembali.
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembuatan Eco Enzyme
- Jangan gunakan wadah kaca atau logam karena tidak bisa mengembang (karena akan ada gas yang dihasilkan sehingga volume gas dan tekanan akan bertambah)
- Warna ideal eco enzyme adalah coklat tua, jika berwarna hitam tambahkan gula untuk mengulang proses fermentasinya
- Sisa atau residu organik eco enzyme dapat digunakan kembali, tambahkan saja sampah dapur segar. Atau bisa dibuat sebagai pupuk dengan mengeringkannya, kemudian kubur dalam tanah. Bisa juga digiling lalu masukkan ke toilet, tambahkan gula coklat lalu siram. Cara ini bermanfaat untuk membersihkan toilet.
- Jika tidak memiliki sampah dapur yang cukup, kita bisa memasukkannya sedikit-sedikit. Fermentasi 3 bulan dimulai ketika sampah dapur terakhir ditambahkan.
- Semakin lama difermentasikan akan semakin baik, eco enzyme tidak memiliki tanggal kadaluarsa. Jangan disimpan dalam kulkas, letakkan di suhu ruangan.
PENGGUNAAN ECO ENZYME
Berikut takaran pemakaian menggunakan perbandingan antara larutan ecoenzym dengan air (dalam satuan ml) :
1. Mencuci piring, peralatan dapur berminyak 1:10-50
2. Penyegar udara ruangan 1:200
3. Menyiram tanaman 1:500
4. Disinfektan 1:500
5. Mengepel lantai dengan perbandingan 1:1.000.
6. Mencuci baju (mesin cuci) konsentrat (tidak perlu dicairkan dengan air lagi, langsung dimasukkan ke mesin cuci saja)
Eco Enzyme tidak hanya memiliki manfaat ekonomis karena dapat menggantikan cairan pembersih di dapur. Tapi lebih luas dari itu, eco enzyme memiliki banyak sekali manfaat bagi bumi kita. Jika setiap rumah mengolah sampah dapurnya menjadi eco enzyme, kita dapat mencegah sampah menjadi polusi tanah dan sekaligus mengurangi efek global warming. Semua dilakukan hanya dari dapur! Jadi, kapan Anda mau membuat eco enzyme sendiri?
Aapakah ada pelatihan atau komunitasnya?
Kalau pelatihannya, tidak tahu. Tapi kalau komunitas mungkin bisa ikut komunitas minim sampah atau zerowaste. Coba follow hashtag #belajarzerowaste di Instagram
Apakah pembuatan eco enzim sama dengan cara pembuatan manisan?
Mari dicobaš
Sy sedang mencoba membuat ee dr kulit buah, air cucian beras, dan gula aren, br 2 hr ini. Tutup botolnya hrs sering dibuka krn tekanan gasnya tinggi. Doain berhadil ya….
Wah menarik tuh, tapi kayanya bakal bau. Karena kalau air leri ada bakterinya. Cocoknya jadi MOL
Saya sudah coba pake air cucian beras. Ee yg di hasilkan tetap wangi
Terimakasih sharing nya
Molase kita dapat darimana ya? Atau buat sendiri? Kalau buat sendiri bagaimana cara membuatnya? Terima kasih
Bisa diganti pakai gula biasa aja kak
saya sudah buat, di minggu ketiga muncul banyak belatung, apakah normal? Terima kasih
Waduh, tidak normal itu kak. Ko bisa yah, apa gak ditutup?
Apa beda antara EE & MOL?
Terimakasih
Perbedaan mendasarnya terletak pada bahan-bahan yang digunakan.EE menggunakan sisa bahan organik seperti kulit buah dan sayuran yang belum mengalami dekomposisi, sedangkan MOL bisa menggunakan sisa bahan organik apa saja. Selain itu, perbedaannya juga ada pada EM4, MOL menggunakan campuran EM4 untuk menghasilkan bakteri baik, sedangkan EE tidak menggunakan EM4 karena yang dihasilkan adalah enzim, bukan bakteri.
Katanya kalo pake gula aren harus yg murniā¦kalo tdk murni nanti takutnya tdk jadi ..itu yg repotā¦kita kan tdk tau murni ato tdk nya
Karena cari molase susah